
Pertolongan pertama pada kecelakaan dalam berkegiatan di alam bebas eps panjat tebing
Kamu suka berkegiatan di alam bebas? seperti panjat tebing atau semacamnya? dan pernah kah kamu mendengar terjadi kecelakaan saat panjat tebing? bagaimana cara menanganinya?
Buat kamu yang belum tau cara menangani yang baik dan benar coba simak artikel berikut ini.
Panjat tebing atau yang biasa dikenal dengan rock climbing ini merupakan salah satu kegiatan di alam bebas yang mempunyai resiko tinggi. Ada berbagai jenis kecelakaan yang bisa terjadi ketika melakukan kegiatan ini, mulai dari cidera ringan sampai kematian. Di artikel ini, akan membahas tentang bagaimana cara penanganan awal yang baik dan benar ketika terjadi kecelakaan saat panjat tebing dan macam macam cidera yang terjadi saat panjat tebing. Materi-materi ini telah disampaikan oleh :
Kang Mamay S. Salim
Firman “Kebo” Arif

Ada tiga tingkat cidera dalam panjat tebing :
- Cedera Ringan atau Tingkat 1
pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan atlet, misalnya: lecet, memar, dll.
- Cedera Sedang atau Tingkat 2
pada cedera ini kerusakan jaringan lebih nyata, berpengaruh pada atlet, keluhan bisa berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inflamasi) misanya: lebar otot, tendontendon, robeknya ligament.
- Cedera Berat atauTingkat 3
pada cedera ini atlet perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin perlu tindakan bedah, terdapat pada robekan lengkap, mis fraktur.
Terdapat top seven climbing injuries yaitu :
Finger Pulley Tears
- Finger pulley tears adalah salah satu cedera pemanjatan yang paling umum. Cedera ini sering terjadi ketika menggunakan satu atau dua jari di saku atau mencengkeram pegangan kecil dengan ujung jari Anda.
Shoulder Subluxtion
- Pemanjat yang boulder atau membuat besar, bergerak overhead sangat rentan terhadapsubluksasi bahu, yang merupakan dislokasi parsial bahu.
Rotator Cuff Tears
- Cedera bahu serius lainnya. Berbeda dengan dislokasi, itu juga mungkin untuk merobek otot-otot di bahu Anda.
Tendonistis
- Peradangan atau iritasi tendon. Gejala paling umum adalah rasa sakit yang tumpul, sering disertai dengan pembengkakan. Tendon adalah tali yang menempel otot ke tulang. Pada pendaki, tendonitis paling sering terjadi di bahu, siku dan lengan bawah
Trigger Finger Syndrome
- Suatu kondisi di mana jari-jari Anda terkunci ketika Anda menekuknya. Anda mungkin melihat suara letupan atau suara klik dan beberapa kekakuan. Gejala cenderung mulai ringan tetapi berkembang dari waktu ke waktu. Satu-satunya pengobatan nyata adalah istirahat, anti-inflamasi, dan dalam beberapa kasus, akupunktur bisa efektif.
Cracked Feet
- Sepatu panjat super ketat itu membantu Anda memanjat dengan keras, mereka dapat mendatangkan malapetaka di kaki Anda. Kekeringan dan trauma yang terkait dengan memanjat retak atau tumit hooking dapat mengakibatkan kaki retak — paling sering pada titik tumit.
Abrasions
Memar dan lecet hanyalah bagian dari pemanjatan, ketika retakan membuat tangan Anda benar-ben
Jenis jenis cidera dalam panjat tebing :
1. Memar (Contusio)
Suatu kondisi cedera yang terjadi pada jaringan dibawah kulit disebabkan karena benturan
Tanda dan Gejala:
- Bengkak
- Lebam atau Kebiruan
- Nyeri saat disentuh

2. Sprain
Suatu kondisi cedera karena robek atau putusnya ligamen di persendian
Tanda dan Gejala :
- Pembengkakan
- Rasa sakit yg sangat
- nyeri tekan
- Tidak dapat digerakkan

3. Strain
Suati kondisi cedera tertariknya otot atau tendon secara berlebihan,bahkan bisa
sampai terjadi robekan.atau putus
Tanda dan Gejala :
- Bengkak
- Sakit bila digerakkan

4. Dislokasi (Keseleo)
Suatu kondisi cedera pada sendi dimana keluarnya tulang dari mangkok sendi
Tanda dan Gejala:
- Perubahan bentuk
- Bengkak sedang atau berat disekitar sendi
- Nyeri spontan dan nyeri tekan disekitar sendi
- Sendi tidak dapat digerakkan
- Kadang disertai dengan mati rasa dan kelumpuhan
5. Patah Tulang (Fraktur)
Suatu kondisi terputusnya kontinuitas tulang baik retak, pecah maupun
patah pada tulang, terdapat 2 jenis patah tulang (fraktur) yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka.
Tanda dan Gejala:
- Perubahan bentuk
- Bengkak
- Memar
- Terlihat ujung tulang yang patah (patah tulang terbuka)
- Terdapat krepitasi (bila dicoba digerakkan)
6. Patah Tulang (Fraktur)
Suatu kondisi terputusnya kontinuitas tulang baik retak, pecah maupun
patah pada tulang.
Tanda dan Gejala:
- Perubahan bentuk
- Bengkak
- Memar
- Terlihat ujung tulang yang patah (patah tulang terbuka)
- Terdapat krepitasi (bila dicoba digerakkan)
7. Pingsan (Syncope)
Suatu kondisi kehilangan kesadaran sementara disebabkan kurang
lancarnya suplai oksigen ke otak
Tanda dan Gejala :
- Pusing
- Pucat, keringat dingin
- Penglihatan berkurang atau kunang2
- Jatuh terkulai
8. Lepuh
Suatu kondisi cedera adanya cairan pada jaringan kulit dikarenakan
friksi,tekanan dan panas
Tanda dan Gejala :
- Rasa perih dan panas area kulit
- Adanya gelembung berisi cairan pada kulit
9. Perdarahan
- Suatu kondisi cedera yang disebabkan ketidak sinambungan antara
- kulit dan jaringan yang diakibatkan karena luka
Penanganan Awal cedera pada panjat tebing
Untuk Memar, Sprain dan Strain menggunakan metode R I C E
- Rest : mengistirahatkan bagian yang cedera untuk mengurangi
aliran darah menuju area yang cedera
- Ice : mendinginkan area yang cedera dengan es untuk mengurangi
rasa nyeri dilakukan selama 2 – 3 menit (diulang)
- Compression : membalut dengan elastis verban untuk mengurangi
pembengkakan dan perdarahan
- Elevasi : meninggikan area yang cedera untuk mengurangi perdarahan
dan pembengkakkan
Untuk Dislokasi dan Patah Tulang è Pembidaian
Cara membidai :
- Melalui 2 tulang (untuk Dislokasi)
- Melalu 2 sendi (untuk patah Tulang)
- Pada patah tulang terbuka,tutup bagian yang luka untuk mengurangi perdarahan
- Cek PMS (Pulsasi, Motorik, Sensorik) sebelum dan sesudah membidai
Untuk Pingsan (syncope) dapat melakukan hal-hal dibawah ini :
- Buka jalan nafas dan pastikan tidak ada sumbatan atau terhalang oleh benda asing
- Pastikan apakah masih bernafas atau tidak, bila tidak bernafas lakukan bantuan nafas 10 – 12 x/mnt
- Pastikan nadi leher (carotis),bila tidak terabalakukan kompresi jantung 30 x
- Pindahkan ketempat sejuk dan longgarkan pakaian
- Baringkan dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala (15 – 25 cm)
Perdarahan è metode 4 T dan Pembalutan
1. Tutup luka
2. Tinggikan luka
3. Tourniquet